Forum Tokoh Peduli Ummat Probolinggo kembali mengadakan diskusi tokoh dengan tema “Refleksi Akhir Tahun 2024: Problematika Dan Masa Depan Umat Islam”. Diskusi ini dihadiri oleh perwakilan tokoh dari berbagai daerah di Probolinggo dan Lumajang secara offline pada hari minggu (29/12/2024).
Dalam diskusi tersebut membahas terkait apa saja problematika yang terjadi pada umat islam terkhusus dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Kyai Ichsan Mahmudi, Tokoh Ulama Lumajang, membuka diskusi dengan menjelaskan bahwasannya tahun 2024 ini termasuk tahun politik karena menurutnya banyak momen-momen yang berkaitan dengan politik, yang mana hal ini sangatlah berpengaruh pada kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
“Pilpres misalnya seperti itu, jadi Pilpres ini beda dengan yang 5 tahun sebelumnya ya Pak anang, 5 tahun sebelumnya itu ada perpecahan yang sangat kelihatan sekali, misalnya ini grupnya kampret ini grupnya ini gitu yang waktu itu, dan tahun ini tidak setajam seperti itu, tetapi masih ada perpecahan dan refaksi-refaksi yang ada di masyarakat kita dan ini sangat mempengaruhi juga misalnya kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap yang ada di daerah” ujarnya.
Ia lalu lanjut menjelaskan jika perseteruan yang terjadi di Jakarta mau tidak mau juga akan berpengaruh pada kebijakan yang ada di daerah.
“Meskipun tidak seperti dahulu ya, tidak setajam dahulu, Kalau dahulu itu partai dari atas sampai ke bawah itu satu komando. Jadi kalau di atas musuhan di bawah musuhan tapi kalau sekarang enggak,” tegasnya.
Kyai Ichsan lalu mengungkapkan alasan mengapa saat ini sudah tidak seperti dulu yaitu karena politik saat ini yang berlandaskan atas dasar manfaat.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Muis, Pengasuh MT Al-Hidayah Lumajang. Ia menjelaskan bahwasannya akar masalah dari segala huru-hara perpolitikan di Indonesia adalah pada kebijakan politiknya yang tidak menggunakan islam.
“Kebijakan politiknya itu Islam apa bukan? Jadi karena kebijakannya bukan Islam, maka segala upaya akan dilakukan untuk memperoleh itu,” tegasnya.
Hal ini juga senada dengan yang dijelaskan oleh Kyai Nur Huda, Pengasuh MT Malam Ahad Lumajang. Kyai Nur Huda menjelaskan bahwa yang terjadi pada perpolitikan Indonesia saat ini merupakan sebuah kemungkaran dan harus segera melakukan perubahan.
Ia lalu mengutip hadist riwayat Muslim:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.”
“Maka kaum muslimin punya agenda hendaklah ia melakukan perubahan. Karena kita gak akan bisa beranjak dari kerusakan selama kita tidak melakukan adanya perubahan,” tegasnya.
Kemudian Kyai Nur Huda menjelaskan bahwasannya sebagai seorang muslim kita harus melakukan perubahan terhadap kemungkaran.
“Maka intinya kaum muslimin harus melakukan perubahan kalau gak maka dia akan Allah berikan semacam kesusahan dan tidak akan Allah angkat Kecuali mereka melakukan perubahan,” pungkasnya.[]Islamsyah