Tsaqofatuna.id – Menanggapi kasus Rempang Kepulaun Riau, bentrok antara warga dengan aparat keamanan akibat kebijakan rezim yang menginstruksikan supaya Masyarakat setempat segera mengosongkan lahan nya demi Investasi, para Ulama aswaja tapal kuda Probolinggo memberikan pandangan dan pendapatnya atas hal tersebut.
“Memberikan kesempatan kepada para ulama untuk memberikan pendapatnya atau pandangannya terhadap kasus rempang, agar para pengambil kebijakan di negeri ini bisa memahami, sikap apa yang harus diambil, agar supaya semua tindakan sesuai dengan syariat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujar Gus Zen sebagai MC dalam acara Multaqa Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Rempang Dicengkeram Oligarki, Perubahan Inqilabi, Campakkan Ideologi Jahili, Selasa (26/9/2023), di Kanal YouTube NgajiPro ID.
Shohibul Hajah Ustaz Indra Fakhruddin menyapaikan, sederet kedzaliman Rezim ini, mengindikasikan Pemerintah telah mengunakan cara Demein Verklaring yaitu lahan yang tidak memiliki bukti kepemilikan secara otomatis beralih mejadi milik negara, konsep yang digunakan kolonialis Belanda untuk menguasai lahan pribumi. Oleh karena itu, menyerukan kepada para Ulama untuk tidak tinggal diam melihat kezaliman ini.
“Nah, oleh sebab itu, kita Umat Islam khususnya para Ulama Aswaja Probolinggo tidak boleh berpangku tangan melihat kedazaliman ini. Umat Rasulullah SAW wajib dibela!” serunya.
Proyek strategi nasional demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebagai dalih Pemerintah, Ustaz Nurul Muyasir Dewan Asatidz pondok pesantren Salaf Probolinggo mempertanyakan kenapa proyek tersebut harus mengorbankan rakyat? Dalam Islam, prinsip pembangunan tidak bisa dlakukan jika akan mengakibatkan bahaya bagi Rakyat.
“Dalam Islam, prinsip pembangunan tidak tegak atas pilar yang membawa mudharat bagi rakyat, sebab prinsip pelayanan pemerintah terhadap rakyat merupakan amanah yang akan dihisap kelak di Hari Kiamat” jelasnya.
Maka daripada itu, kerusakan dan masalah yang terus terjadi tidak lepas dari Ideologi yang digunakan oleh sebuah negeri, Ustaz Su’ud Ashari Pengasuh Majelis Taklim Bengkel Panahan Probolinggo menjelaskan bahwa tabiat asli dari Ideologi Kapitalis Demokrasi yang memisahkan agama dengan kehidupan, sehingga semua peraturan yang ada hanya akan menguntungkan segelintir orang, berpihak kepada Korporasi domestik mau Asing, bukan kepada Rakyat.
“Tidak aneh jika yang halal diharamkan dan yang haram dihalalkan, itulah tabiat asli daripada ideologi atau sistem yang ada saat ini, ideologi kapitalisme akan terus memunculkan kerusakan di muka bumi,” jelasnya.
Oleh karena itu, para Ulama menyampaikan hasil kajian terhadap masalah ini, bahwa Investasi (asing) dan undang-undang yang menaunginya adalah alat penjajahan, Masyarakat hendaknya menyadari kerusakan yang terjadi butuh sebuah perubahan, jangan sampai tertipu lagi oleh janji-janji demokrasi yang hanya melahirkan pelayan-pelayan Oligarki, perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan secara inqilabi, dari ideologi dan sistem jahili buatan hawa nafsu manusia menuju ideologi dan sistem yang syar’i yang bersumber pada wahyu.
“Para Ulama Aswaja yang berjuang bersama Umat hendaknya tetap teguh pada tujuan perjuangan yaitu isti’nafu hayatil Islamiyyah dan istiqamah dalam meniti thariqah Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam, yakni iqamatu daulatil Islamiyyah, jangan sampai lupa tujuan dan salah jalan karena tertipu oleh Demokrasi,” tandas para Ulama.[] Lukman Indra Bayu